Minggu, 29 April 2012

makalah inventori tugas perkembangan

Makalah
PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK NON TES
“Inventori Tugas Perkembangan”
O
L
E
H
KELOMPOK VII
Moh. Tri Supardan
Rahmawati R. Hanyala
Sumarni Nalole
Asrin Adam
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2012








KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan rahmat dan karunianyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Inventori Tugas Perkembangan” selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa isi makalah ini masih terdapat kekeliruan baik dari segi sistimatika maupun konsepsi keilmiahnya. Sehingga kami sangat berharap kepada dosen pengajar atau teman-teman kiranya dapat memberikan kritikan maupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
                                                                             



                                                                        Penyusun
                                                                       

                                                                        Kelompok VII 

















DAFTAR ISI


DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1  Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3  Tujuan Penulisan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar ITP....................................................................................................3
2.2 Peran dan Fungsi Konselor......................................................................................7
2.3 Langkah Pengadministrasian...................................................................................7
2.4 Langkah Pengolahan dan Analis..............................................................................8
2.5 Jenis Data ITP........................................................................................................10

BAB III PENUTUP.................................................................................................................13
            3.1 Kesimpnlan.............................................................................................................13
            3.2 Saran.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA



























BAB  I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan istrumen yang di gunakan untuk memahami tingkat perkembangan individu. Instrumen ini di kembangkan oleh tim pengembang dari universitas pendidikan indonesia Sunaryo Kartadinata,dkk (dalam Komalasari, Gantiana dkk : 2011).
Penyusunannya di maksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. ITP disusun dalam bentuk empat buku inventori, masing – masing untuk memahami perkembangan peserta didik di tingkat SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.
Dengan mengetahui tingkat pencapaian perkembang  siswa, diharapkan konselor memiliki kesadaran bahwa program dan layanan bimbingan dan konseling di sekolah harus berdasar pada kebutuhan dan perkembangan siswa. Pengembangan instrumen mengacu pada teori perkembangan diri dari  Leovinger yang terdiri dari  tujuh tingkatan (Lee Knefelkamp, et.al., 1978 dan Blocher, 1987 dalam Sunaryo Kartadinata, dkk., 2003).
Tingkatan tersebut di mulai dari pra-sosial, yaitu tingkatan dimana individu belum mampu membedakan diri dengan lingkungan . tingkatan terakhir, integrated, merupakan tingkat yang jarang dicapai oleh kebanyakan orang.
Tingkatan  perkembangan  merupakan struktur kontinum perkembangan diri dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.  Digunakan untuk mendeskripsikan keberadaan individu dalam kontinum perkembangan. Setiap tingkatan di bangun atas dasar tingkatan sebelumnya dan menjadi dasar tingkatan berikutnya. Peningkatan perkembangan sepanjang kontinum perkembangan menggambarkan perbedaan kualitatif tentang cara – cara individu berinteraksi dengan lingkungannya.
Inventori Tugas Perkembangan telah di uji cobakan kepada 336 siswa SD. 323 siswa SLTP, 313 siswa SLTA, dan 219 Mahasiswa. Hasil sementara menunjukan tingkat reliabilitas dan validitas pada tingkat sedang. Hasil uji coba menunjukan bahwa makin tinggio tingkat konsistensi peserta didik dalam menjawab, makin tinggi tingkat reliabilitasnya. Apabila di lihat dari homogenitas peserta didik yang mengerjakan ITP, maka makin tinggi homogen,reliabilitasnya semakin rendah. Artinya bila ITP di administrasikan pada kelompok heterogen dan peserta mengerjakan dengan sungguh – sungguh, tingkat reliabilitas ITP akan tinggi.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.2.1         Apa konsep dasar ITP?
1.2.2         Seperti apa peran dan fungsi konselor dalam ITP?
1.2.3         Bagaimana bentuk instrumen, pengadministrasian, dan pengolaha ITP?
1.3  Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar, peran dan fungsi konselor, bentuk, pengadministrasian, dan pengolahan ITP.

























BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
      2.1.1  Pengertian ITP
Inventori Tugas Perkembanga adalah suatu metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu perntataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Dari dafar pernyataan tersebut subyek/induvudu yang hendak kita kumpulkan datanya diminta untuk memilih mana-mana pernyataan yang cocok dgn dirinya diisi tanda chek atau tanda-tanda lain yang di tetapkan. Sedangkan pernyataan-pernyataan yang tidak cocok dengan dirinya tidak diisi apa-apa. Nurkancana (1993:71)
Metode inventori mempunyai persamaan dengan metode kuisioner, yaitu keduaduanya menggunakan instrumen yang berupa suatu daftar. Perbedaannya adalah kalau dalam kuisioner instrumennya berupa daftar pernyataan yang harus di jawab oleh subjek/responden, sedangkan pada inventori intrumennya berupa daftar pernyataan yang harus dipilih oleh subyek/responden sesuai dengan keadaan dirinya.
Inventori merupakan salah satu metode yang tergolong metode laporan diri (personal report) atau deskripsi diri (self descriptive). Dalam metode laporan ini atau deskripsi diri ini individu melaporkan tentanga dirinya berdasarkan pernyataan atau perintah yang diberikan kepadanya.
Tingkatan  perkembangan  merupakan struktur kontinum perkembangan diri dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.  Dengan mengetahui tingkat pencapaian perkembang  siswa, diharapkan konselor memiliki kesadaran  bahwa program dan layanan bimbingan dan konseling di sekolah harus berdasar pada kebutuhan dan perkembangan siswa.
Tingkatan di mulai dari pra-sosial, yaitu tingkatan dimana individu belum mampu membedakan diri dengan lingkungan . tingkatan terakhir, integrated, merupakan tingkat yang jarang dicapai oleh kebanyakan orang. Oleh karena itu, bangun tingkatan perkembangan dalam ITP terdiri atas tujuh tingkatan yaitu :
a.       Tingkat Impulsif
Memiliki ciri – ciri menempatkan identitas diri sebagai bagian yang terpisah dari orang lain. Pola perilaku menuntut dan bergantung pada lingkungan sebagai sumber ganjaran dan hukuman, serta berorientasi sekarang (tidak beroriantasi pada masa lalu atau masa depan). Individu tidak menempatkan diri sebagai faktor penyebab perilaku.
b.      Tingkat perlindungan diri                                         
Memiliki ciri – ciri peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat di peroleh dari berhubungan dengan orang lain. meng kuti aturan secara oportunistik dan hedonistik (prinsip menyenangkan diri). Berfikir tidak logis dan stereotip. Cenderung melihat kehidupan sebagai “zero-sum game”. Cenderung menyalakan dan mencela orang lain dengan lingkungan.
c.       Tingkat komformistik
 Memiliki ciri-ciri meliputi :
1. peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial
2. cenderung berfikir stereotif dan klise
3. peduli akan aturan eksternal
4. bertindak dengan motif dangkal untuk memperoleh pujian
5. menyamakan diri dalam ekspresi emosi
6. kurang introspeksi   
7. perbedaan kelompok didasarkan atas ciri – ciri eksternal
8. takut tidak diterima kelompok
9. tidak sensitif terhadap keindividualan dan
10. merasa berdosa jika melanngar aturan.
d. Tingkat sadar diri
Memiliki ciri – ciri meliputi :
1. mampu berfikir alternatif
2. melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi
3. peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada
4. orientasi pemecahan masalah
5. memikrkan cara hidup
6. penyesuaian terhadap situasi dan peranan.
            e. Tahap Saksama
Memiliki ciri-ciri meliputi :
1. bertindak atas dasar nilai internal
2. mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan
3. mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri
4. peduli akan hubungan mutualisitik                                               
5. memiliki tujuan jangka panjang
6. cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial
7. berfikir lebih kompleks dan atas dasar analisis.
f. Tingkat individualistik
Memiliki ciri-ciri meliputi
1. peningkatan kesadaran individualitas
2. kesadaran akan komflik emosional antara kemandirian dan ketergantungan
3. memjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain
4. mengenal eksistensi perbedaan individual
5. mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan
6. membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya
7. mengenal kompleksitas diri, dan
8. peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial.
            g. Tahap otonomi                 
Memiliki ciri-ciri meliputi :
1. memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan
2. cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain
3. peduli akan paham abstrak seperti keadilan sosial
4. mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan
5. peduli akan self-fulfillment (pemuasan kebutuhan diri)
6. ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal
7. respek terhadap kemandirian orang lain
8. sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain, dan
9. mampu mngekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
 ITP, ada 10 aspek yang di ukur untuk siswa SD dan SLTP, sementara untuk siswa SLTA dan Perguruan tinggi ada 11 aspek, yaitu :
1.         Landasan hidup religius
2.         Landasan perilaku etis
3.         Kematangan emosional
4.         Kematangan intelektual
5.         Kesadaran tanggung jawab
6.         Peran sosial sebagai pria atau wanita
7.         Penerimaan diri dan pengembangannya
8.         Kemandirian perilaku ekonemi
9.         Wawasan persiapan karir
10.     Pematangan hubungan dengan teman sebaya
11.     Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga
Angket Inventori Tugas Perkembangan memiliki beberapa karakteristik yang khas, yaitu:
1.      ITP berbentuk angket terdiri dari kumpulan pernyataan, dimana setiap nomor terdiri dari empat butir pernyataan yang mengukur satu subaspek.
2.      Tingkat perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang di peroleh pada setiap aspek.
3.      Besar skor yang diperoleh menunjukan tingkat perkembangan siswa.
4.      Angkat ITP untuk setiap tingkat pendidikan memiliki jumlah soal yang berbeda ITP SD dan ITP SLTP memiliki jumlah soal 50,dimana setiap soal memilki empat butir pilihan. Pada proses pengolahan yang diskort 40 soal, sedangkan yang 10 butir soal untuk mengontrol tingkat konsistensi peserta didik dalam menjawab atau mengerjakan ITP. Sedangkan pada ITP tingkat SLTA dan ITP memiliki jumlah butir soal 77, dimana setiap butir soal memiliki 4 butir pernyataan pilihan. Pada proses pengolahan yang diskors hanya 66 butir soal, sedangkan yang 11 butir soal lainnnya digunakan untuk mengontrol tingkat konsistensi peserta didik dalam menjawab atau mengerjakan ITP.
2.1.2        Kelebihan dan Kekurangan ITP
1.      Kebaikan dan kelemahan inventori
Ada beberapa keuntungan dari inventori :          
a.       Metode ini mudah dilaksanakan dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang di tetapkan.
b.      Penyelenggaraan metode ini dapat di ulangi untuk mengukur perkembangan seseorang maupun sekelompok siswa.
c.       Pelaksanaan inventori lebih lanjut dapat menimbulkan self kritik pada para siswa yang mengisi inventori tersebut.
d.      Metode inventori merupakan metode pengumpulan data yang cukup efektif, sebab dapat menjaring data yang cukup banyak dalam waktu yang relatif singkat.
2.      Metode inventori ini juga mempunyai beberapa kelemahan:
a.       Para siswa hanya memberikan respon dalam bentuk verbal saja.
b.      Pengumpulan data terpaksa hanya bergantung kepada kejujuran dan keikhlasan para subjek. Seringkali subjek tidak memberikan jawaban yang benar karena adanya beberapa alasan, ia mungkin menyembunyikan aspek-aspek tertentu tentang dirinya. Banyak pula individu-individu yang mempunyai konflik yang ia sendiri tidak menyadarinya dan oleh karenanya tidak dapat melukiiskannya dalam inventori.
2.2     Peran dan Fungsi Konselor
     Pada proses asesmen menggunakan inventori tugas perkembangan (ITP), konselor memliki peran dan fungsi sebagai :
1.      Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan lembar jawaban ITP sesuai jumlah peserta didik sasaran, dan membuat satlan asesmen ITP.
2.      Pelaksanaan, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasian data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat dipastikan seluruh peserta didk mengisinya dengan benar.
3.      Melakukan pemngolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil dengan menggunakan format yang spesifik, berdasarkan skor yang di peroleh menetapkan tingkat pencapaian tugas perkembangan, memnbuat grafik 11 aspek perkembangan, serta membuat deskripsi analisis, kualitatif, pencapaian tahap, perkembangan dan aspek perkembangan dengan merujuk pada pedoman yang ada.
4.      Melakukan tidak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didiki.
2.3 Langkah Pengadministrasian
2.4.1 Perencanaan
Sebelum pelaksanaa asesmen, konselor melakukan perencanaan dengan menetapkan tujuan layanan asesmen, menetapkan sasaran dan jumlah sasaran layanan, menetapkan waktu dan tempat pelaksanan asesmen yang memliki pencahayaan dan serkulasi udara yang baik, penyediaan meja dan kursi yang nyaman untuk mengerjakan asesman. Selain itu pempersiapkan buku ITP dan lembar jawaban sesuai dengan jumlah sasaran yang akan mengikuti asesmen.
       2.5.2 Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan asesmen dengan menggunakan ITP konselor perlu melakukan beberapa hal berikut ini.
1)      Pada pertemuan awal konselor memberi verbal setting (menjelaskan tujuan, mamfaat dan kerahasiaan).
2)      Kepada siswa di bagikan buku inventori beserta lembar jawaban.
3)      Siswa diminta mengisi identitasnya pada lembar jawaban.
4)      Konselor membacakan petunjuk pengerjaan, sementara siswa mwmbaca petunjuk yang terdapat dalam buku ITP.
5)      Tanya jawab dan penjelasan lebih lanjut bila ada siswa yang masi belum memahami cara mengerjakan.
6)      Siswa dipersilakan mengerjakan ITP pada lembar jawaban.
7)      Waktu pengerjaan secukupnya, diperkirakan paling cepat 20 menit dan paling lambat 40 menit. Tidak boleh ada yang mengosongkan jawaban.
8)      Selesai mengerjakan, lembar jawaban dan buku inventori dikumpulkan.
2.4 Langkah-langkah pengolahan dan analisis
     2.4.1 Penskroran dan Pengolahan
     1. setelah pelaksanaan asesmen selesai, konselor mengelompokkan lembar jawaban sesuai tingkat sekolah, sebab masing-masing tingkat memiliki kunci jawaban yang berbeda
     2. Menghitung konsistensi jawaban
  a) Lihat KESAMAAN jawaban terhadap dua nomor yang isi pertanyaannya sama persis. Pasangan nomor yang sama persis dapat dilihat tabel konsistensi.
  b) Bila kedua jawaban sama, diberi skor 1, bila tidak sama diberi skor 0. Tulis angka tersebut pada kolom konsistensi dilembar jawaban.
  c) Menghitung skor, jumlah skor maksimal 11. Skor konsistensi yang 5 kebawah, menunjukkan bahwa yang bersangkutan kurang serius dalam mengerjakan ITP.
3. Menghitung skor setiap aspek perkembangan
  a) Pada lembar jawaban, tulis skor setiap nomor sesuai dengan kunci.
     b) Jumlahkan 6 skor yang satu baris, tulis jumlah itu pada kolom paling kanan dilembar jawaban.
c) Lakukan sampai baris bawah.                
  d) Masing-masing jumlah skor dibagi 6, diperoleh rata-rata skor tiap aspek. Skor tiap aspek itulah yang menunjukkan tingkat perkembangan siswa dalam aspek        bersangkutan.tulis dalam kolom ST).
4. Menghitung rata-rata skor aspek tiap siswa dan rata-rata seluruh siswa/kelompok. Rata-rata skor ini digunakan sebagai bahan perbandingan dalam menganalisis ITP.
  a) Untuk skor setiap siswa, jumlah skor semua aspek, kemudiaan dibagi 11 (banyaknya aspek). Angka itu adalah rata-rata skor semua aspek (ST) per siswa.
  b) Untuk skor kelompok, jumlah rata-rata skor semua aspek (ST) dari semua siswa, kemudian bagi jumlah siswa dalam kelompok itu. Itulah rata-rata skor semua siswa dalam satu kelompok.
5. Membuat grafik individual dan grafik kelompok
     a) grafik individual dibuat berdasarkan skor tiap aspek dari seorang siswa, sehingga dihasilkan grafik profil individu dalam 10 atau 11 aspek perkembangan.
     b) Grafik kelompok dibuat berdasarkan rata-rata skor tiap aspek dari seluruh siswa, sehingga dihasilkan grafik profil individu dalam kelompoknya, dalam 10 atau 11 aspek perkembangan.
6. Interpretasi Hasil skor dan Grafik
     a) Rata-rata skor aspek setiap siswa atau rata-rata skor seluruh siswa digunakan sebagai bahan perbandingan dalam menganalisis ITP.
     b) Untuk melakukan interpretasi lihat kembali tabel skor dan tahapan perkembangan untuk setiap tingkat pendidikan (SD, SLTP, SLTA, PT), contoh rata-rata skor rata-rata siswa = 4 berarti ia pada tahap perkembangan sadar diri, atau skor rata-rata siswa = 5, berarti beada pada tahap perkembangan seksama.
     c) Bila ada pada tahap seksama atau sadar diri, lalu anda deskripsikan apa maknanya, dengan melihat deskripsi setiap tahap perkembangan. Masing-masing jumlah skor dijumlah empat, diperoleh rata-rata skor setiap aspek. Skor tiap aspek itulah yang menunjukkan tingkat perkembangan siswa dalam aspek bersangkutan dalam (tulis pada kolom ST).
     d) Dari grafik anda dapat melakukan analisis, aspek mana saja dari perkembangan yang sudah berkembang sesuai dengan kategori tingkat pendidikan saat ini, atau yang masih belum optimal berkembang.
     e) Berdasarkan hasil grafik, anda dapat merancang program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
2.4.2        Perangkat Untuk Proses Pengolahan Hasil ITP
a.    Tabel konsistensi
Pada tabel ini beberapa nomor dijalur kiri memiliki kesamaan dengan nomor-nomor soal dijalur kanan. Ini digunakan untuk melihat tingkat konsistensi jawaban peserta didik saat menjawab/memilih pernyataan pada inventori tugas perkembangan. Konsistensi dalam menjawab ITP yang baik adalah bila berada minimal besar >5 sampai maksimal=11.
b.      Tabel kunci jawaban ITP
 memberi skor pada setiap hasil jawaban atau pilihan pernyataan peserta didik pada lembar jawaban ITP diperlukan kunci jawaban, karena setiap kemungkinan pilihan jawaban/pernyataan pada setiap butir soal memiliki bobot skor yang berbeda-beda.
c.       Tabel skor dan tingkat perkembangan ITP
Untuk melakukan analisis terhadap perolehan skor pada penggunaan ITP, perlu merujuk pada klasifikasi yang telah ditetapkan oleh pengembang alat asesmen ini setiap tingkat pendidikan memiliki skor dan tingkat perkembangan yang berbeda, walaupun demikian setiap tingkat pendidikan memiliki titik singgung skor maupun pencapaian tingkat perkembangan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perkembangan individu merupakan suatu rangkaian proses berkesinambungan.
2.5         Jenis Data ITP
2.5.2   Beberapa instrumen inventori
Jenis data yang cocok dikumpulkan dengan metode inventori adalah data tentang : Temperamen, Karakter, Penyesuaian, Sikap, minat, jenis masalah, kebiasaan belajar, gambaran diri dan sebagainya. Telah banyak instrumen inventori talah di kembangkan dan di gunakan secara luas untuk mengumpulkan data tentang aspek-aspek tsb. Beberapa di antaranya akan di bicarakan secara singkat dalam uraian di bawah ini.
a.       Bell Adjustment Inventory
Bell Adjustment Inventori di rancang untuk mengukur penyesuaian diri dan sosial (sicial and personal adjustment). Inventori ini merupakan inventori kelompok yang di berikan secara terrulis.
Diciptakan oleh H.M Bell pada tahun 1934. Innventori ini di pekerjakan tanpa limit waktu. Inventori ini terdiri atas dua bentuk yaitu untuk bentuk untuk orang dewasa dan bentuk untuk siswa. Dalam buku ini hanya akan di bicarakan bentuk untuk siswa. Bentuk ini terdiri dari 40 item.individu yang akan di ukur diminta untuk memeberikan tanda chek pada setiap item yang cocok dengan dirinya. Aspek yang di ukur dalam terdiri dari empat aspek yaitu : penyesuaian terhadap lingkungan keluarga, penyesuaian terhadap kesehatan, penyesuaian terhadap lingkungan sekola, dan penyesuaian terhadap emosi.
Contoh-contoh item dari  Bell Adjusment Infentoriy anrtara lain adalah sebagai berikut :
1.      Orang tua saya sering mengecewakan hati saya
2.      Orang tua saya sering menghukum saya secara tidak wajar
3.      Kesehatan saya sering terganggu
4.      Saya harus menjaga kesehatan saya secermat-cermatnya
5.      Saya jarang mendapat undangan ulang tahun
6.      Saya sering mengalami kesulitan untuk memulai pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal
7.      Saya merasa gugp kalau berhadapan dengan orang banyak
8.      Saya mudah terharu kalau mendengar berita yang sedih.
Cara pemberian skor terhadap inventori ini cucukp sederhana setiap pemberian tanda chek diberi skor satu (1) sedangkat yang tidak di beri tanda chek diberi tanda  nol (0) kemudian skor-skor tersebut di jumlahkan menurut aspek-aspek masing-masing. Dari jumlah skor yang diperoleh pada masing-masing aspek dapat diinterpretasikan, apakah seseorang mempunyai tingkat penyesuaian yang baik atau tidak.
Pada aspek penyesuaian pada lingkungan keluarga, individu individu yang mendapat skor tinggi cenderung mempunyai penyesuaian yang kurang memuaskan dalam lingkungan keluarganya. Sebaliknya skor yang rendah menunjukan penyesuaian yang memuaskan.
Pada aspek penyesuaian terhadap kesehatan, skor yang tinggi menunjukan penyesuaian yang tidak memuaskan terhadap kesehatan skor yang rendah menunjukan penyesuaian yang memuaskan.
Pada aspek penyesuaian terhadap lingkungan sisoal individu yang mendapay skor tinggi cenderung untuk submisive dan menarik diri dari kontak sosial. Sedangkan individu yang mendapat skor rendah cenderung agresif dalam kontak sosial.
Pada aspek penyesuaian terhadap emosi individu yang mendapat skor tinggi menunjukan ketidak stabilan emosi. Individu yang mendapat skor rendah menunjukan kestabilan emosi.
                                                                               
                                     



















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dapat di simpulkan bahwa Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen yang di gunakan untuk memahami tingkat perkembangan individu. Instrumen ini di kembangkan oleh tim pengembang dari Universitas Pendidikan Indonesia, Sunaryo Kartadinata dkk.
ITP memiliki 4 format yaitu ITP – SD, ITP – SLTP, ITP – SLTA, ITP – PT, masing – masing format memiliki petunjuk teknis penggunaan, buku inventori tugas perkembangan, buku petunjuk penggunaan program khusus ATP fersi 3.5 dan CD program ATP fersi 3.5
Pengembangan ITP  mengacu pada teori perkembangan diri dari Loevinger yang terdiri dari 7 tingkatan, yaitu tingkat  impulsif, perlindungan diri, komformistik, sadar diri, seksama, individualistik, dan otonomi. Berisi 10 aspek perkembangan pada siswa SD dan SLTP dan 11 aspek pada siswa SLTA dan Mahasiswa PT meliputi landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau wanita, penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan persiapan karir, kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.
3.2 Saran      
Penulis menyarankan kepada seluruh pambaca baik itu orang tua, anak muda, kecil-besar, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, para birokrat, teknokrat, politisi, akademisi terutama dosen dan mahasiswa dan lain-lain yang sempat membaca makalah ini, dan apabila terdapat berbagai kesalahan baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena seperti pepatah mengatakan ”tidak ada gading yang tak retak”, tidak ada manusia sempurna yang mengarungi dan mencapai tujuan hidupnya, karena yang baik datang dari Allah dan yang buruk datang dari diri penulis sendiri sebagai manusia biasa. Oleh karena itu, melalui penulisan makalah ini penulis mengajak kepada seluruh pembaca untuk selalu mencari dan mencari serta menggalih ilmu pengetahuan baik itu pengetahuan umum  maupun pengetahuan khusus untuk menuju masa depan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Gantina. Dkk.2011. Asesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK Komprehensif. Jakarta: PT Indeks.
Nurkancana, Wayan. 1993. Pemahaman Individu Surabaya :Usaha Nasional